• Kam. Mei 15th, 2025

Propinsi Sumatera Selatan – http://Burusergapinfo.com

Persahabatan bukanlah tentang nafsu menguasai, melainkan tentang pencarian keindahan dan kebijaksanaan hidup. Kami temukan itu pada jiwa Ir. H. Eddy Santana Putra, M.T Calon Gubernur Sumatra Selatan.”

 

Ketidaktahuan menghalangi seseorang untuk mengetahui seberapa besar kekuasaan yang sebenarnya dimilikinya dalam masyarakat, merancang aturan untuk hidup bersama yang mereka terapkan secara wajar dan dianggap layak. Gagasan tentang sebagai kemitraan yang saling menguntungkan antar masyarakat dengan pemimpin pemerintahan, lebih baik daripada yang berlaku saat ini yakni masyarakat dipimpin oleh pemimpin. Selama ini, meski ada pemimpin memberikan kemakmuran, namun tidak bisa menjamin kesejahteraan masyarakat. Hak dan kebaikan harus berpihak ke masyarakat umum.

 

Anda tidak pernah membuat pilihan etis sendirian. Manusia adalah manusia karena ia adalah bagian dari komunitas, atau, pada zaman Aristoteles, polis, yang kepadanya kita mengenal kata “politik”. Bagi Aristoteles, politik berjalan lebih jauh dari apa yang kita pahami tentang politik saat ini. Sebagai bagian dari komunitas, kita semua berpolitik.

 

Jika Anda melihat pentingnya praktik yang diberikan Aristoteles, hal ini tidak mengherankan. Karena bagaimana Anda bisa mempraktikkan kebajikan moral tanpa komunitas politik? Apa yang adil dan tidak adil, apa yang baik atau jahat? Hanya saja Anda tidak dapat memahaminya, perbedaan seperti itu hanya muncul ketika Anda berhubungan dengan orang lain.

 

Saat ini, politik kontemporer tidak banyak kemiripannya dengan polis Yunani. Bagi banyak orang, politik adalah ‘mereka yang berkumpul dengan sejumlah partai politik, sedangkan polis adalah kita di sini dan saat ini’.

 

Kesenjangan ini adalah salah satu alasan mengapa tuntutan akan kehidupan yang baik merupakan inti dari kebijakan yang telah hilang dari politik saat ini. Kita lupa bahwa politik lebih dari sekedar ekonomi, konsumerisme, dan kepentingan individu warga negara. Politik hanya bisa menumbuhkan kebaikan bersama jika ia menjawab pertanyaan tentang apa itu kehidupan yang baik, apa yang membuat hidup kita bermakna. Namun dalam masyarakat modern, pertanyaan seperti itu sudah tidak diperbolehkan lagi untuk ditanyakan.

 

Dalam beberapa dekade terakhir, kita mendapati para pemimpin dan teknokrat sebagai politisi yang sama sekali mengabaikan isu-isu yang dianggap penting oleh masyarakat. Politik menjadi hampa, sementara masyarakat mendambakan politisi yang kembali berbicara tentang nilai, tentang identitas , tentang apa yang memberi makna pada hidup kita.

 

Kita tidak terus mengeluh soal politik. Sebaliknya, kita tetap menjadi anggota kebijakan dan harus memikul tanggung jawab sebagai warga negara. Jika kita ingin membicarakan nilai-nilai lagi, kita harus mulai membicarakannya sendiri. Ini bisa berarti kita berkonflik dengan orang lain yang tidak menganut nilai-nilai yang sama dengan kita.

 

Apa yang biasanya dimaksud dengan menghormati keyakinan moral dan agama sesama warga negara? Bahwa kita mengabaikan mereka, menganggap mereka tidak ada. Sayang sekali, karena itu tak lain hanyalah menerima keadaan yang tidak diinginkan. Menurut pendapat saya, kita perlu bergerak menuju etika pluralistik, sebuah etika yang menerima dan mengakui perbedaan etnis, agama, dan budaya. Hal ini tidak berarti kita harus mempunyai bentuk politik yang menyetujui segala hal. Kita membutuhkan cara yang lebih baik untuk tidak setuju.

 

Persahabatan bukanlah tentang nafsu, melainkan tentang pencarian keindahan dan kebijaksanaan. Teman Anda mengajak Anda untuk berdiskusi lebih lanjut tentang calon pemimpin yang harus didukung. Saat diskusi, istri teman Anda memperlihatkan beberapa barang pemberian calon pemimpin berupa sarung, peci, jilbab, minyak goreng, terigu, gula dan sejumlah uang. Anda merasa tidak nyaman tentang hal itu, menurut Anda bukan karena barang-barang itu kita memilih calon pemimpin. Anda dapat berkata ke teman Anda “Saya memilih pemimpin yang memiliki integritas, jujur, amanah, tegas, berkeadilan, peduli dan selalu menerima semua aspirasi masyarakat untuk direalisasikan. Dan tentunya pemimpin itu menjadikan kami sebagai mitra berpikir dalam diskusi membangun berbagai sektor kehidupan”.

 

Minggu , 17 November 2024

Gesah Politik Jaringan Aliansi Rakyat Independen.

Pewarta Dedi Iskandar

Administrator TB Hendy yustana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *